Hari Biasa Pekan II Paskah
Bacaan I Kis 4:32-37
Mzm 93:1ab,1c-2,5
Injil Yohanes 3:7-15

Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu : Kamu harus dilahirkan kembali. Angin bertiup kemana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau kemana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh. " Nikodimus menjawab, Katanya : "Bagaimana mungkin hal itu terjadi?" Jawab Yesus: "Engkau adalah pengajar Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu? Aku berkata kepamu, sesungguhnya kami berkata-kata tentang apa yang kami ketahui dan kami bersaksi tentang apa yang kami lihat, tetapi kamu tidak menerima kesaksian kami. Kamu tidak percaya, waktu aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal surgawi? Takada seorangpun yang telah naik ke surga, selain daripada Dia yang telah turun dari surga, yaitu Anak manusia. Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepanya-Nya beroleh Hidup yang kekal.



RENUNGAN

Menerjemahkan Surga
Banyak orang mengiyakan ungkapan ini, "hidup senang, mati masuk surga", atau bahkan ada ungkapan lain "bahabia dunia dan akhirat" Ungkapan tersebut tidak sepenuhnya salah, semua tergantung pada kita, saat menerjemahkan makna tersebut. Kaum Hedonisme jelas menerjemahkannya dengan bertindak sungguh-sungguh menyenangkan diri sendiri, pesta, hura-hura, menimbun kekayaan, dsb. Kaum eksistensialis menerjemahkannya sebagai penampakan diri sejujur-jujurnya tentang masinh-masing individu. Umat beriman menerjemahkan hidup senang sebagai, terlaksananya warta gembira kerajaan Surga. Nah, kita termasuk golongan yang mana?

Yesus mengatakan, "Kalian tidak percaya perkataanKu tentang dunia ini, bagaimana dapat percaya jika Aku berkata-kata tentang Surga?(bdk. Yoh 3:12) Ungkapan ini sekilas menampakkan surga yang sesederhana dunia. Namun, benarkah surga sesederhana dunia?
Iman Katolik mengajarkan kepada kita bahwa, hidup di surga kelak adalah pilihan-pulihan kita yang sudah kita wujudkan di dunia. Hanya dengan menghargai kehidupan, kita akan memperoleh kehidupan kekal. Marilah kita menerjemahkan surga dengan perwujudan tindakan-tindakan kita sebagai umat beriman.

Semoga injil Yohanes dan beserta renungan pada hari ini dapat meneguhkan iman kita kepada Yesus.
Semoga Tuhan selalu Beserta, sekarang dan selama-lamanya.
Amin.

Post a Comment

 
Top