Hari Biasa pekan II Paskah

Bacaan I  Kis 6:1-7;
Mzm 33:1-2,4-5,18-19;

Injil Yohanes 6:16-21

Dan ketika hari sudah mulai malam, murid-murid Yesus pergi ke danau, lalu naik ke perahu dan menyeberang ke Kapernaum. Ketika hari sudah gelap Yesus belum juga datang mendapatkan mereka, sedang laut bergelora karena angin kencang. Sesudah mendayung kira-kira dua tiga mil jauhnya, mereka melihat Yesus berjalan di atas air mendekati perahu itu. Maka ketakutanlah mereka. Tetapi Ia berkata kepada mereka :"Jangan takut!" Mereka mau menaikkan Dia ke dalam perahu, dan seketika juga perahu itu sampai ke pantai yang mereka tujui.





RENUNGAN
 "Aku ini Jangan Takut!"

Gereja pada jaman jemaat perdana mengalami perkembangan. Jumlah pelayan tidak sebangding lagi dengan jumlah jemaat. Di kalangan jemaat terjadi saling iri hati, lebih-lebih soal pelayanan dan pembagian makanan. para rasul menyadari situasi tersebut. Maka mereka mengangkat orang-orang yang dianggap layak untuk menjadi diakon (pelayan). Diakon diangkat melalui tahbisan dan penumpangan tangan. Tugas mereka adalah membantu para rasul dalam pelayanan di tengah jemaat.

Ada situasi perihatin. Para rasul tanggap. Mereka berbuat sesuatu demi kebaikan. Kepedulian itu bersumber dari pengalaman mereka saat bersama Yesus. Ketika di guncang badai ditengah danau Tiberias, mereka di tolong, diteguhkan oleh Yesus sendiri :"Aku ini, jangan takut!" (Yoh 6:20).
Kata-kata peneguhan dari sang Guru itu mereka teruskan dalam pelayanan di tengah jemaat.

Barang kali kita sedang menyaksikan atau berada dalam situasi memperihatinkan zaman ini, misal: kecenderungan kurang baik masyarakat yang semakin apatis (acuh-tak acuh). Tentu kita rajin ke gereja dan giat dalam perkumpulan jemaat, baik itu di lingkungan, stasi, maupun parokoi. Melalui persekutuan tersebut pastinya kita juga memperoleh peneguhan dan semangat bersama yang pastilah berasal dari Yesus sang Guru. Akankah kita meneruskan kata-kata peneguhan dari Yesus " Aki ini jangan takut!"? Atau justru kita memperkeruh situasi yang ada? Hendaknya peneguhan itu nyata dalam hidup kita, baik dalam bentuk pikiran, perkataan, tenaga, bantuan materi, maupun semangat hidup. Dengan demikian, kita dapat saling meneguhkan. Akhirnya tidak ada yang terkucil atau kurang diperhatikan dalam kehidupan jemaat kita.

Saudara sekalian Marilah kita memberanikan diri untuk melangkah ke kehidupan yang lebih baik seturut kehendak Yesus, dan dalam situasi juga keadaan apapun karena Tuhan meneguhkan kita dalam Iman dan dalam setiap apapun dalam hidup kita. Kita tidak sendiri, Yesus selalu ada di samping kita Yesus selalu ada di dalam diri kita.
Semoga berkat dan Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus selalu beserta kita.
Amin

Post a Comment

 
Top